Senin, 06 September 2010

Aku Jadi Sales

Belasan tahun yang lalu saya pernah juga bekerja sebagai Direct Sales suatu perusahaan Direct Selling. Padahal sebelumnya saya tidak pernah membayangkan akan bekerja sebagai sales. Tapi banyak ilmu yang saya dapat selama satu bulan lebih saya bekerja. Saya diajarkan bagaimana caranya menghadapi prospek dan menawarkan produk yang kita jual. Ilmu marketing yang tidak didapat dari buku manapun, itu yang sering disampaikan oleh manager saya ketika itu. Bagaimana memotivasi diri supaya semangat setiap harinya. Bagaimana di lapangan menghadapai panasnya matahari sampai sore hari kembali ke kantor dan menghadapi sang manager yang galak jika kita tidak bisa mencapai target yang ditentukan. Dimarahi sudah pasti akan menjadi santapan sehari-hari kalau kita gagal. Tapi saya menikmati hari-hari saya. Gemblengan jadi sales ternyata menyadarkan saya bahwa mencari pekerjaan tidak mudah untuk jaman sekarang ini. Mental baja mutlak diperlukan untuk menghadapi kerasnya kehidupan. Saya mendapat banyak ilmu jsutru ketika saya banyak bertemu orang, prinsip di marketing adalah bagaimana kita banyak bertemu orang baru kita membicarakan selling. Nah kalau kita sudah bertemu banyak orang tetapi selling kita tidak bagus pasti ada masalah pada diri kita, biasanya masalah yang terbesar adalah masalah skill komunikasi kita. Bagaimana berbicara sama orang tanpa ada rasa takut dan tegang. Kita harus rileks dan menganggap yang kita ajak bicara adalah teman kita jadi kita bisa komunikasi secara tulus, senyum juga harus tulus. Jangan komunikasi dengan dibuat-buat dan tidak tulus. Yang kita tonjolkan adalah attitude kita bukan produk kita. Kita harus men-special-kan prospek kita. Kita memberikan solusi kepada prospek kita. Kebanyakan orang yang beli produk buka karena kebutuhan tapi karena emosi saja. Pernahkah anda pernah sampai menginginkan membeli suatu produk di supermarket tetapi waktu sampai di rumah produk tersebut hanya sebagai penghias lemari saja, mungkin pada saat itu anda terpancing emosi untuk membeli karena adanya program diskon dari supermarket? Nah memainkan emosi prospek itu yang harus kita lakukan. Misalnya dikatakan bahwa kalau beli sekarang akan mendapat harga diskon menjadi sekian rupiah. Kalu di supermarket harganya 1000 misalnya kalau beli sama kita cuma 500 jadi poin ini yang harus ditiojolkan, menggugah emosi prospek. Padahal kalau kita sudah balik dari prospek ya kadang prospek baru nyadar buat apa saya beli barang ini? Kalau attitude kita bagus pada saat penawaran mereka tidak ada masalah toh nilainya juga biasanya gak terlalu besar. Kalau bagi kita yang penting kita bisa dapat profit.

Oleh : Mr Boy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar